This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 07 Agustus 2012

UAS JARKOM (TEORI)
Nama        : Untung Ulumudin
NIM            : SIA201031
Dosen       : Nahar Mardiyantoro, M.Kom


1.     Jaringan WLAN dapat bekerja dalam dua mode

I.      Mode Ad-Hoc


 

Mode ad-hoc sering disebut sebagai jaringan peer to peer atau disebut juga jaringan point to point. Mode ad-hoc memungkinkan hubungan antar komputer pada jaringan WLAN tanpa melalui suatu access point. Tidak seperti pada jaringan kabel yang mana jaringan point to point hanya berlangsung antara dua komputer, jaringan point to point pada jaringan WLAN dapat dilakukan oleh tiga komputer secara bersama. Semua komputer dapat berhubungan secara langsung dan menggunakan sumber daya yang ada secara bersama. Pada jaringan point to point, masing-masing komputer cukup dipasang kartu WLAN dan tidak diperlukan peralatan lain. Pada jaringan ini, hanya dimungkinkan terjadinya hubungan antar komputer dalam kelompokjaringan tersebut dan tidak dapat untuk mengakses jaringan lain kecuali salah satu komputer difungsikan sebagai bridge. Jikajumlah komputer sudah mencapai tiga dan ada komputer lain yang ingin masuk pada jaringan ini, maka biasanya tidak akan berhasil sampai salah satu dari komputer yang ada memutuskan hubungan dengan jaringan. Intinya, pada jaringan point to point WLAN hanya diijinkan untuk hubungan antar tiga komputer.

II.   Mode Infrastuktur

Jaringan WLAN yang bekerja pada mode ad-hoc hanya dibatasi untuk hubungan antar tiga komputer. Untuk menghubungkan banyak komputer, jaringan WLAN harus dijalankan menggunakan mode infrastruktur. Untuk menyusun jaringan WLAN yang bekerja pada mode infrastruktur diperlukan peralatan tambahan berupa wireless access point (WAP) atau disebut secara singkat dengan access point. Access point berlaku seperti hub atau switch pada  jaringan  kabel, sehingga access point akan menjadi pusat darijaringanWLAN.


2.     POE (Power Over Ethernet)
Power Over Ethernet POE (Power Over Ethernet) mengacu pada infrastruktur kabel yang ada tanpa perubahan apapun dalam kasus terminal berbasis IP dapat mengirimkan sinyal data pada saat yang sama, tetapi juga untuk memberikan catu daya DC peralatan sepertiteknologi.teknologi POE saat menggunakan kabel Ethernet biasa untuk mengirimkan sinyal Ethernet dan daya DC, integrasi daya dan data pada sistem kabel yang sama dalam memastikan keselamatan yang ada terstruktur kabel sambil menjamin operasi normal dari jaringan yang ada. POE bisa menyimpan banyak sumber daya, dengan standar 802.3af IEEE untuk mendirikan sejumlah besar aplikasi dengan cepat muncul, termasuk titik akses Bluetooth, printer jaringan, telepon IP, kamera web, jembatan nirkabel, akses pembaca kartu kendalidan sistem pemantauan.
Ini membawa kita inspirasi yang besar, jika standar tambahan yang diusulkan, kabel sistem yang terintegrasi yang membawa sinyal akan lebih beragam, proses mempromosikan jaringan akan membuat sistem kabel terintegrasi dengan namanya.

3.  Permasalahan yang sering muncul pada pemasangan maupun setelah pemasangan jaringan berbasis luas atau wireles
a.  Jarak dan ganguan cuaca yang akan menggangu frekuensi 2,4 Mhz menjadi lemah, yang harusnya mendapatkan signal 80–95 %. contoh Wan yang akan kita ambil adalah system RT/RW net,dimana system ini sudah berkembang di beberapa kawasan di Indonesia.Serta beberapa trik untuk merawat dan mengamankan perangkat– perangkat Wan ( wide area network).
b.  Tegangan Listrik Tegangan listrik dapat menyebabkan ganguan apabila tegangan yang dihasilkan tidak stabil, sering terjadi naik dan turun atau mati mendadak dari sumber PLN. Haltersebut sangat mempengaruhi dikarenakan semua peralatan yang kita gunakan bersumber pada listrik. Sumber listrik yang kita gunakan tidak baik atau tidak stabil,dapat menyebabkan peralatan yang kita gunakan mudah rusak. Perangkat wirelessyang kita gunakan sering mati mendadak karena sumber listrik mati dapatmenyebabkan perangkat WireLess yang kita gunakan akan cepat rusak. Sehinga akanmempengaruhi jaringan apabila terjadi kerusakan pada Wirelesss/radio workstation maupun di rooter server.
c.   Mati atau tidak berfungsinya komponen pada perangkat wirelessMati atau tidak berfungsinya komponen pendukung perangkat WireLess disebabkanoleh ganguan Petir ( gangguan alam), terjadi dikarenakan factor alam dan petir disaat cuaca hujan dan angin kencang yang menyebabkan perangkat akan terbakar juga pemakaian yang terlalu lama tanpa adanya perawatan yang berkala.
d.  Perangkat Software, Ganguan juga dapat terjadi dari software yang ada di Server atauPC client,ganguan ini bisa disebabkan oleh tidak jalannya aplikasi di wireless, konflik IP ( Internet Protocol ),tidak jalannya proses proxy server pada server, dan masih banyak lagi jenis ganguan software lainnya, solusinya adalah Admin harus menguasaistandart server dan client.

4.  Karena dengan Wireless Distribution System (WDS) memungkinkan jaringan wireless dikembangkan menggunakan beberapa access point tanpa harus memerlukan backbone kabel jaringan untuk menghubungkan mereka, seperti cara tradisional. Keuntungan yang bisa kelihatan dari WirelessDistribution Systemdibanding solusi lainnya adalah bahwa dengan Wireless Distribution System,header MAC address dari paket traffic tidak berubah antar link access point. tidak seperti pada proses encapsulation misalnya pada komunikasi antar router yang selalu menggunakan MACaddress pada hop berikutnya .

Perbedanan antara WDS Mode Bridge dengan Mode Repeater yaitu kalo Bridge mode Untuk aplikasi bridge mode, wireless LAN biasanya digunakan untuk menghubungkan antar-LAN (LAN to LAN) yang saling terpisah karena jarak antar gedung tidak terlalu jauh (ratusan meter) maka wireless LAN dapat sebagai alternative solusi. Konfigurasi jaringan tersebut dilakukan dengan memakai 2 AP, satu sebagai AP dan pasangannya dilakukan sebagai AP clien.

Cara setting sebagai model bridge mode adalah :
a.  Pilih AP sebagai fungsi bridge
b.  Dua AP yang digunakan sebagai bridge dimaksud harus dikonfigurasi dengan  SSID dan channel frekuensi yang sama 
c. Sedangkan untuk WDS mode repater WDS dapat di bangun dalam beberapa konfigurasi, point-to-point; point-to-multipoint; dan WDS repeater.
5. Hubungan antara kekuatan daya dari AP yang di terima atai di pancarkan dengan polarisasi yaitu kita harus memperhatikan posoisi ruangan dan kondisi banguna yang akan kita pasang seperti apa. Hal ini untuk mempermudah pemasangan AP dengan antena pemacar sehingga sinyal yang di hasilakan akan tersebar luas secara merata. Karena dengan penepatan yang baik maka hasil pacaran dan yang di terima juga akan maksimal.

Senin, 28 Mei 2012

UJIAN TENGAH SEMESTER
JARINGAN KOMPUTER (PRAKTIK)

Nama                           : Untung Ulumudin
NIM                              : SIA201031
Makul                           : Jaringan Komputer
Dosen                          : Nahar Mardiyantoro, M.Kom
Blog                             : http://www.untung-urs.blogspot.com/


UJIAN TENGAH SEMESTER
JARINGAN KOMPUTER (TEORI)

Nama                           : Untung Ulumudin
NIM                              : SIA201031
Makul                           : Jaringan Komputer
Dosen                          : Nahar Mardiyantoro, M.Kom
Blog                              : http://www.untung-urs.blogspot.com/

  1. Kali ini saya akan membayangkan betapa pesatnya teknologi pemanfaatan jaringan komputer yang akan meledak dimasa depan. Mungkin untuk 5 tahun atau  10 tahun ke depan untuk jaringan komputer kedepanya sudah tidak menggunkan kabel lagi namun sudah akan beralih ke model wireles. Berikut perkembangan jaringan ke masa depan yang tidak bisa di tinggalakan. Internet akan menjadi wajib bagi semua orang baik di perusahaan maupun di sekolah sekolah karena untuk mendapatkan  informasi sekang sudah tersabung ke internet. Ke dua penggunana jaringan kabel akan di kurangi sedikit demi sedikit, keluarnya model sensor dan akan adanya model Monitor Virtual. Dan mungkin kita tidak akan menunggu terlalu lama untuk dapat melihat monitor virtual. Itulah sedikit ulasan imajinasi saya mengenai teknologi jaringan komputer di masa depan. Kita tidak akan memungkiri perkembangan zaman dan teknologi, namun janganlah kita menjadi korban dari pesatnya perkembangan teknologi tersebut.
     2. 
Jaringan tersebut terdiri dari dua group yang masih masing group tersebut masih satu kelas yaitu kelas C. Dimana untuk group satu dengan group yang lain masing-masing dihubungkan ke switch dan agar kedua jaringan dapat dihubungkan dan bisa saling berkomunikasi dibutuhkan rooter sebagai jembatan/penterjemah dari antar kedua group. Kemudian diperinci sebagai berikut :

Grup 1 terdiri :
PC0  : Dengan IP 192.168.1.1
GATEWAY : 192.168.1.4
Subnet Mask :255.255.255.248
PC1  : Dengan IP 192.168.1.2
GATEWAY : 192.168.1.4
Subnet Mask :255.255.255.248
PC2  : Dengan IP 192.168.1.3
GATEWAY : 192.168.1.4
Subnet Mask :255.255.255.248

Grup 2 terdiri :
PC3         : Dengan IP 192.168.2.1
GATEWAY : 192.168.2.4
Subnet Mask :255.255.255.248
PC4         : Dengan IP 192.168.2.2
GATEWAY : 192.168.2.4
Subnet Mask :255.255.255.248
PC5         : Dengan IP 192.168.2.3
GATEWAY : 192.168.2.4
Subnet Mask :255.255.255.248

Dan untuk setting Routernya yaitu :
Dari Group1 : 192.168.1.4
Dari Group1 : 192.168.2.4
  1. Untuk penggunaan koneksi komputer, dikenal 2 buah tipe penyambungan kabel UTP ini, yaitu straight cable dan crossover cable. Fungsi masing-masing jenis koneksi ini berbeda, straight cable digunakan untuk menghubungkan client ke switch, HUB/Router, sedangkan crossover cable digunakan untuk menghubungkan dari PC ke PC atau  client ke client atau dalam kasus tertentu digunakan untuk menghubungkan HUB/switch ke HUB/switch.
Untuk mengubungakn komputer dari PC ke PC secara langsung maka kita gunakan kabel crossover. Untuk susunanya dan urutanya sebagai berikut.
Ujung 1

Ujung 2
Putih Orange

Putih Hijau
Orange

Hijau
Putih Hijau

Putih Orange
Biru

Biru
Putih Biru

Putih Biru
Hijau

Orange
Putih Coklat

Putih Coklat
Coklat

Coklat

Sedangkan untuk mengubungakn komputer dari PC yang terkoneksi secara langsung dengan switch maka kita gunakan kabel straight kabel. Untuk susunanya dan urutanya sebagai berikut.
Ujung 1

Ujung 2
Putih Orange

Putih Hijau
Orange

Hijau
Putih Hijau

Putih Orange
Biru

Biru
Putih Biru

Putih Biru
Hijau

Orange
Putih Coklat

Putih Coklat
Coklat

Coklat
  
4. Jika dalam sebuah perusahaan memiliki 250 komputer yang akan dikoneksikan dalam sebuah sistem jaringan dengan menggunakan IP kelas C, maka CIDR yang cocok  adalah dengan 2 subnet dan jumlah  persubnet 126 tapi alangkah baiknya dari jumlah 250 komputer mau di jadikan/di pecah  menjadi berapa subnet sesuai dengan jaringan yang akan di pecah missal:
Mau di pecah menjadi 5 subnet karena akan terdiri dari 5 kantor dengan jumlah 250  komputer maka bil.5 jika di binnerkan akan menjadi 101  maka di lihat dari binner 101  jumlah digitnya ada 3 angka nah 3 angka ini di jadikan binner sejumlah 3 =224=III00000
jadi di subnet masknya menjadi =255.255.255.224
            Maka dapat di hitung jumlah subnet=2pangkat3 -2=6 subnet
          Dan jumlah host persubnet=2pangkat5-2=32 host persubnet
Jadi 2 pangkat8=256-224=32
Jadi 32+32=64,64+32=96,96+32=128,128+32=160
Jadi:
192.168.1.32    s/d     192.168.1.63      subnet ke1
192.168.1.64    s/d     192.168.1.95      subnet ke2
192.168.1.96    s/d     192.168.1.127    subnet ke3
192.168.1.64    s/d     192.168.1.95      subnet ke4
192.168.1.96    s/d     192.168.1.127    subnet ke5
192.168.1.128  s/d     192.168.1.160    subnet ke6
Jadi: kelebihan satu subnet tidak apa lebih satu subnet daripada kurang  karena yang di butuhkan hanya 5 subnet/kantor
Jadi:
Alamat subnet               : 192.168.1.32  
Alamat host pertama      : 192.168.1.33  
Alamat host terakhir       : 192.168.1.159    
            Alamat broadcast           : 192.168.1.160      

Selasa, 20 Maret 2012

UJIAN AKHIR SEMESTER AOK (PRAKTIK)

  ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER
Dosen : Nahar Mardiyantoro, M.Kom

NAMA     : UNTUNG ULUMUDIN
NIM        : SIA201031


PERANCANGAN PC CLUSTER MULTIMEDIA


Rancangan PC Cluster ini meliputi pemilihan topologi, pemilihan sistem diskless dengan memanfaatkan BOOTROM pada Ethernet, pemilihan dan installasi Sistem Operasi (OS) yang dipergunakan, pemilihan hardware network, pemilihan dan installasi compiler program dan setting terhadap keamanan system yang ada terutama pada system operasi Linux.

1. Perangkat yang dipergunakan
  • PC :  AMD64 Athlon sebayak 8 buah
  • Memori : 2 GB masing-,masing node
  • Harddisk : 300GB untuk master node
  • Network Card (LAN Card) : 1000 Mbps dengan support PXEBOOT
  • Sistem Operasi : SuSE  Linux Enterprise Server (SLES) 9
  • PGI CDK (cluster development kit) versi 6.1
  • Switch Hub 10/100/1000Mbps dan Kabel UTP Cat 5e/6
2. Instalasi Sistem Operasi 
Sistem operasi yang dapat digunakan untuk cluster dapat bervariasi, mulai dari Linux, FreeBSD, Sun OS dll. Pada rancangan ini operating system yang digunakan, yaitu SuSE dengan opsi installasi minimum sebagai berikut:
  • Programming
  • Network
3. Pemilihan Topologi Jaringan

Untuk perancangan ini kita menggunakan topologi hub maka otomatis topologinya menjadi hubungan peer-to-peer, dimana tiap komputer terhubung interkoneksi satu sama lain. Dalam hubungan dengan menggunakan switch hub, setiap komputer hanya perlu satu network card. Penggunaan switch hub dapat meningkatkan performansi dari cluster karena tiap-tiap komputer terhubung langsung satu sama lain (jarak koneksi = 1).
 
4. Setting  Node Master

Setelah komputer terkoneksi dalam jaringan, langkah berikutnya adalah membangun hubungan jaringan, sehingga memungkinkan setiap komputer pendukung cluster dapat berkomunikasi data satu sama lain. Pada sistem PC Cluster ini akan digunakan sistem diskless sehingga kita hanya cukup melakukan installasi OS terhadap 1 server yang bertindak sebagai master node, dimana pada master node ini berfungsi sebagai :
  • DHCP server dengan options support PXEBOOT
  • TFTP server berfungsi untuk melakukan transfer file antara disk – to – disk untuk melakukan booting PXEBOOT
  • NFS server untuk melakukan sharing data terhadap node slave
  • FTP server sebagai file transfer memindahkan data
  • Installasi  PGI CDK untuk aplikasi parallel komputasi
  • Lakukan compilasi kernel bila diperlukan
5. Setting Node Slave

Selain node master ada juga yang disebut sebagai node slave, dimana node slave ini berfungsi node yang melakukan parallel komputasi. Pada node slave ini tidak memerlukan hardisk, tetapi menggunakan diskless dimana booting terhadap OS dilakukan melalui jaringan yang diambil dari node master. Komputer pada node slave ini minimal harus memiliki 1 ethernet card yang support melakukan PXEBOOT, sehingga dapat melakukan booting melalui jaringan.

6. Konfigurasi Hak Akses

Pembatasan hak akses terhadap network dilakukan dengan menggunakan tcpwraper, dimana hak akses didefinisikan hanya untuk network tertentu saja, mengapa tidak digunakan iptables atau ipchains untuk pembatasan hak akses tersebut, karena iptables dan ipchains membutuhkan memori dan proses untuk melakukan pembatasan tersebut, sehingga disini digunakan tcpwraper.  Selain itu juga mematikan service yang benar-benar kita tidak perlukan karena hal ini sangat menyangkut ke pada proses yang ada dimemory, dan menyangkut keamanan dari sistem PC Cluster.